Senin, 26 Januari 2015

Permintaan maaf Arief kepada Ariefpena.




Assalamuallaikum Wr. Wb.
Selamat pagi/ siang/ malam bagi para pembaca semua. Mungkin telah empat bulan lamanya semenjak terakhir saya menulis di blog kesayangan dan tulisan permintaan maaf ini merupakan tulisan pertama, di bulan pertama, di tahun yang baru, tahun 2015.

Jujur, selama empat bulan terakhir saya tidak mengingat bahwa blog ini ada. Terlebih mengingat bahwa blog ini berfungsi sebagai media bagi saya dalam mengeluarkan segala aspirasi maupun uneg-uneg yang selama ini melanda. Dan hal bermanfaat apakah yang sudah saya kerjakan di empat bulan terakhir? Kembali jujur, saya sendiri masih bertanya. Sebagian besar, kegiatan itu hanya untuk diri sendiri, sebagian besar juga tidak bermanfaat. Dapat diibaratkan bahwa saya adalah manusia yang hilang arah, kosong, yang berada di tanah gersang antah berantah. Bukan kosong, melainkah kebodohan pribadi dengan bermalas-malasan untuk bergerak maju. Mungkin dengan adanya tulisan permintaan maaf saya, setidaknya, ariefpena di bulan Januari tidak terbuang sia-sia.

Apa yang sudah saya kerjakan, apa yang sudah saya lakukan dan apa yang telah saya fikirkan? Jawabannya adalah rata-rata. Mengenang saja sudah malas, bagaimana berfikir. Intinya, 2014 tidak jauh dengan tahun-tahun yang lalu. Tahun yang biasa, tahun rata-rata. Membuat saya eneg dan kesal saja. Tidak ada hal baru yang telah dilakukan. Memuakan.

Pertanyaannya, apakah 2015 akan sama seperti tahun yang telah berlalu? Akan tetap rata-rata dan memuakan? Dan jawaban memungkinkan yang akan kalian berikan tentunya, “ya, itu tergantung denganmu.” Benar. Tergantung denganku. Saya muak, kesal dan eneg dengan tahun rata-rata. Saya tidak mengulanginya. “Katanya mau berubah?”, hati, akal dan fikiran ini saja sudah berkata seperti itu. Oke, saya buktikan, bahwa saya akan berubah. Berubah menjadi apa? Power Ranger? Jelas tidak, tentunya menjadi ariefpena yang saya idam-idamkan. Sosok pria pintar dalam mengambil langkah, tegas dan tidak pernah puas untuk mengejar prestasi. Terlebih untuk melangkah maju.

Apakah itu mudah? Bodoh! Belum dilakukan saja sudah pesimis seperti itu. Intinya, dengan kesungguhan hati, akal dan fikiran ini, saya akan menjadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang diidam-idamkan diri sendiri, keluarga, teman maupun sahabat, bangsa dan negara.

Sekian dengan resolusi ngalur-ngidul ini. Bukannya apa, saya hanya muak dengan diri yang sama sekali tidak memiliki kemajuan. Sekian dan terima kasih.

Wassalamuallaikum Wr. Wb.

0 komentar: