Assalamuallaikum Wr. Wb.
Selamat pagi/ siang/ malam bagi para pembaca semua. Mungkin telah empat
bulan lamanya semenjak terakhir saya menulis di blog kesayangan dan tulisan
permintaan maaf ini merupakan tulisan pertama, di bulan pertama, di tahun yang
baru, tahun 2015.
Jujur, selama empat bulan terakhir saya tidak mengingat bahwa blog ini ada.
Terlebih mengingat bahwa blog ini berfungsi sebagai media bagi saya dalam
mengeluarkan segala aspirasi maupun uneg-uneg yang selama ini melanda. Dan hal
bermanfaat apakah yang sudah saya kerjakan di empat bulan terakhir? Kembali
jujur, saya sendiri masih bertanya. Sebagian besar, kegiatan itu hanya untuk diri
sendiri, sebagian besar juga tidak bermanfaat. Dapat diibaratkan bahwa saya
adalah manusia yang hilang arah, kosong, yang berada di tanah gersang antah
berantah. Bukan kosong, melainkah kebodohan pribadi dengan bermalas-malasan
untuk bergerak maju. Mungkin dengan adanya tulisan permintaan maaf saya, setidaknya,
ariefpena di bulan Januari tidak terbuang sia-sia.
Apa yang sudah saya kerjakan, apa yang sudah saya lakukan dan apa yang
telah saya fikirkan? Jawabannya adalah rata-rata. Mengenang saja sudah malas,
bagaimana berfikir. Intinya, 2014 tidak jauh dengan tahun-tahun yang lalu. Tahun
yang biasa, tahun rata-rata. Membuat saya eneg dan kesal saja. Tidak ada hal
baru yang telah dilakukan. Memuakan.
Pertanyaannya, apakah 2015 akan sama seperti tahun yang telah berlalu? Akan
tetap rata-rata dan memuakan? Dan jawaban memungkinkan yang akan kalian berikan
tentunya, “ya, itu tergantung denganmu.” Benar. Tergantung denganku. Saya muak,
kesal dan eneg dengan tahun rata-rata. Saya tidak mengulanginya. “Katanya mau
berubah?”, hati, akal dan fikiran ini saja sudah berkata seperti itu. Oke, saya
buktikan, bahwa saya akan berubah. Berubah menjadi apa? Power Ranger? Jelas
tidak, tentunya menjadi ariefpena yang saya idam-idamkan. Sosok pria pintar
dalam mengambil langkah, tegas dan tidak pernah puas untuk mengejar prestasi. Terlebih
untuk melangkah maju.
Apakah itu mudah? Bodoh! Belum dilakukan saja sudah pesimis seperti itu.
Intinya, dengan kesungguhan hati, akal dan fikiran ini, saya akan menjadi
pribadi yang lebih baik. Pribadi yang diidam-idamkan diri sendiri, keluarga,
teman maupun sahabat, bangsa dan negara.
Sekian dengan resolusi ngalur-ngidul ini. Bukannya apa, saya hanya muak
dengan diri yang sama sekali tidak memiliki kemajuan. Sekian dan terima kasih.
Wassalamuallaikum Wr. Wb.
0 komentar:
Posting Komentar