Pernah
ga sih sobat merasa bosan dengan rutinitas harian yang biasa dikerjakan? Well,
satu bulan terakhir ini, saya mengalaminya sobat. Baik penat dalam kuliah,
mengerjakan design pesanan, hobi, berorganisasi, bahkan keluar untuk nongkrong dan
main bareng rekan juga sobat (atau mungkin ga ada uang, hahahaha). Rasanya pengen
sendirian dikamar, nonton film-film download-tan yang udah lama dan usang,
sampe kumis dan jenggot menebal saat menatap pagi hari.
Ketika
bosan yang seperti ini datang, mood-lah yang disalahkan. Entah mood yang belum
datang atau memangnya saya yang kurang semangat dalam menghadapi hidup? Bukannya
diam dalam menghadapi nasib, perasaan bersalah-pun selalu direnungi. Terkadang
hati ini menghentak;
“Men,
bangun, jangan tidur terus! Ngapain kek?! Kalo gak boker, ya coli. Gak
produktif banget.”
“Men,
daripada diem, mending nyetem tuh gitar loe yang usang. Belajar gitar lagi gih.”
“Men,
perasaan dulu loe doyan ngeblog. Dari pada nonton film lama, mending bikin dan
aransemen blog baru.”
“Men,
seriusan nih selesai kuliah malah pulang buat tidur? Mending di mari aja
kunjungin loe punya organisasi. Gak kangen apa?”
“Men,
itu loe punya hape kasian banget si. BBM-in cewe gokiel lah, pedekate, ga bosen
jomblo?”
“Men,
cuci sempak! Udah seminggu kagak ganti-ganti, jijik banget. Mandi wajib sonoh!”
Hahahaha,
meski terkesan menggelikan, itu beneran. Ketika hati bertindak melawan otak
yang malas untuk bergerak, terkadang pandangan logis hinggap membawa
pencerahan. Masa lalu datang, kemudian mengingatkan hal-hal menyenangkan atau
bahkan menyedihkan. Dulu aku biasa melakukan ini/ itu, kenapa sekarang enggak?
Ketika
diri ini mengharapkan kesendirian, maka kekosongan-lah yang mengambil peran. Ketika
beberapa bagian dari hati menghadapi kekosongan, bagian hati saya yang lain menyarankan
saya untuk mencari sesuatu. Sesuatu yang dapat menghidupkan saya dari tempat
tidur sponge yang sudah menipis. Sesuatu yang dapat mengeluarkan saya dari
kamar yang baunya sudah sangat apek.
Kalau
bukan karena hati dan self-awareness, mungkin saya; masih terus coli dua hari
sekali (sekarang seminggu sekali, hahahaha), membiarkan gitar semakin berdebu,
gak nulis blog ini, malu buat mampir ke kantor organisasi kampus, gak BBM-an
sama cewe gokil dan sekarang malah jadi gebetan dan celana dalam saya masih
belum juga dicuci. Tapi kok, kuliah masih males aja ya? Hahahaha, gak apa-apa,
yang penting sekarang punya hobi baru dan hidup lebih produktif dari
minggu-minggu kemarin.
Mengambil
quote dari salah seorang sahabat, “Kalo hidup masih nungguin mood, sampai
akhirat-pun kamu gak akan mati. Kamu akan terombang-ambing mana surga dan mana
neraka, mana hidup dan mana mati”. Intinya, kesendirian itu asik, saya-pun
mengakuinya. Namun dalam hidup ini kita tidak bisa terus untuk menyendiri. Kita
butuh lingkungan sosial. Saya membutuhnya, anda-pun juga. Apa bila anda
terjebak dalam kesendirian, maka anda-lah satu-satunya yang dapat menolong diri
anda sendiri. Beruntung anda memiliki sobat yang care dengan anda. Jika tidak,
anda memiliki perintah untuk memanage diri anda sendiri untuk bangkit atau
tidak sama sekali.
Sekian,
saya Arief Setya Negara mengucapkan terimakasih kapada sobat yang sudah
membaca. Sampai jumpa di post selanjutnya.
0 komentar:
Posting Komentar